Masalah tentang pro dan kontra demokrasi,
bukan tentang Ijtihad atau taqlid semata.
Bukan juga tentang rasio antara maslahat dan mudharatnya.
Karena bagaimana bisa? kita semua sepakat bahwa sistem ini bathil,
namun kita tak bisa sepakat untuk meninggalkannya.
Ini seperti logika ikhwan alay yang berkata pacaran itu bathil, namun tetap pacaran dengan alasan dakwah.
Atau mengatakan babi itu haram,
Namun jika buat sedekah itu halal.
Apakah kita benar bisa menolak mudharat dengan mudharat lainnya?
Menolak yg haram dengan keharaman yg lainnya?
Bahkan masalah ini adalah seperti melegalkan "Kesyirikan" demi menolak "kesyirikan" lainnya.
Sungguh talbis yg ajaib...
Entah bagaimana kita bisa ribut dengan mengatasnamakan ijtihad dengan bertaqlid pada mantera "suara rakyat suara Tuhan"
Entah suara atau rakyatnya yg bertuhan,
Atau tuhan mereka yang merakyat.
Maka para Atheisme mungkin tertawa dengan retorika politikus yang makin nyentrik dengan mengatasnamakan "Jihad" "Mujahid" dan "Syura"
Lalu menjual agamanya demi menjadi bagian dari lelucon kertas,paku,dan kotak suara.
Sekali lagi TENTUKAN AKIDAH ANDA..!!
Sekali lagi sungguh ajaib....
Al-Fikr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar