Minggu, 24 Juni 2018

Banyak Anak Banyak Rizki

Muslimah, Lahirkanlah Anak yang Banyak Untuk Perbanyak Jumlah Umat Islam

Diantara maksud yang hendak dicapai dalam Islam adalah melahirkan anak-anak untuk mencapai beberapa sasaran. Mungkin sasaran yang paling penting adalah memperbanyak jumlah umat Islam sehingga mengokohkannya. Dalam syariat, banyak sekali nash-nash yang mendukung dan mendorong akan hal tersebut.

Menginginkan anak merupakan sunah para nabi dan rasul. Inilah Nabiyullah Zakaria ‘alaihissalam, yang mana pada lebih dari satu kesempatan disebutkan dalam Al-Qur’anul Karim berdoa kepada Rabbnya bukan supaya diberi kerajaan atau kekuasaan, tidak pula emas atau perak, tetapi ingin dikaruniai keturunan yang baik.


Nabi Zakaria bangkit untuk shalat dan berdoa kepada Rabbnya dengan lirih, lalu berdoa, “Ya Rabbku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Rabbku. Sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya´qub; dan jadikanlah ia, ya Rabbku, seorang yang diridhai.” (QS. Maryam 19 : 4-6)

Nabi Zakari kemudian berdoa lagi,

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

“Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.”
(QS. Ali-’Imran 3 : 38).
Juga katanya, “Ya Rabbku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris Yang Paling Baik.”
(QS. Al-Anbiya 21 : 89)

Inilah istri Imran, berdoa kepada Allah agar dikaruniai anak dan dikaruniakanlah Maryam kepadanya sebagai tanda kebesaran-Nya bagi seluruh alam. Kemudian Maryam dikaruniai anak bernama Isa dan dijadikannya nabi dan rasul ulul azmi.

Sesungguhnya kedudukan Dien (agama) ini akan tinggi dan kekufuran akan jera itu berbanding lurus dengan bertambahnya jumlah kaum Muslimin. Orang-orang Kafir memahami dengan baik timbangan yang hilang dari benak orang-orang lalai ini.

Kita dapati prioritas sasaran mereka pada setiap perang yang dilancarkannya atas Islam dan pemeluknya adalah para wanita dan anak-anak, karena hal ini untuk menghancurkan tanaman dan lahannya. Tidaklah wanita diumpamakan sebagai lahan kecuali bahwa dia-lah tanah subur tempat tumbuhnya keturunan. Itulah strategi musuh pendengki yang cita-citanya adalah mencabut Laa Ilaaha Illallah dari muka bumi. Sesuatu yang mustahil, karena umat Muhammad adalah umat yang subur dan tidak mandul hingga Allah menganugerahkan bumi dan seisinya kepada umat ini.

Akan tetapi, sebagian wanita tidak menyadari siasat musuh tersebut. Ia tidak menganggap bahwa setiap kelahiran bayi Muslim berarti menanam duri di kerongkongan orang Kafir dan menancapkan belati di dada kesyirikan.

Para wanita Muslimah juga tidak menyadari  bahwa dengan bertambahnya jumlah umat Islam, maka orang-orang fajir akan tercekat, panji orang-orang Kafir akan tersungkur, dan suara orang-orang baik akan menjadi tinggi. Program keluarga berencana (KB) tidak lain hanyalah wabah yang menjangkiti umat kita yang subur sesuai dengan keinginan musuh-musuhnya sehingga jumlah kaum Muslimin menyusut dan kekuatannya melemah.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berwasiat untuk memperbanyak jumlah kaum Muslimin sebagaimana diriwayatkan oleh Ma’qil bin Yasar, katanya, “Ada seorang lelaki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Aku melamar seorang wanita yang terpandang lagi cantik namun mandul, bolehkah aku menikahinya?
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Tidak’. Kemudian dia datang untuk kedua kalinya namun tetap dilarang. Ketiga kalinya ia kembali datang, maka beliau bersabda, ‘Nikahilah wanita yang penyayang lagi subur, karena aku berbangga dengan jumlah kalian yang banyak’.” (HR.  Abu Dawud dan Ibnu Hibban)Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah mendoakan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu agar mendapat keberkahan dan anak yang banyak, beliau berdoa, “Ya Allah, banyakkanlah harta dan anaknya, dan berkahilah apa yang Engkau anugerahkan padanya.” (Muttafaqun ‘alaih)

Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya dari Anas yang berkata, “Anak perempuanku bercerita bahwa ada sekitar 120 lebih keturunanku yang telah dikubur, dan aku kaum Anshar yang paling banyak hartanya.”

Al-Ahnaf bin Qais pernah menemui Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu, saat itu Yazid berada disitu melihat padanya dengan heran. Lantas Mu’awiyah bertanya, “Wahai Abu Bahr, apa pendapatmu tentang anak? Al-Ahnaf menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, mereka adalah penyangga punggung, buah hati, dan penyejuk mata kita. Dengan mereka kita menyerang musuh. Merekalah generasi penerus sepeninggal kita. Maka jadilah Anda laksana bumi yang terhampar bagi mereka dan langit yang menaungi mereka. Jika mereka meminta sesuatu kepadamu maka berilah. Jika minta kerelaanmu maka relakanlah. Jangan larang mereka untuk membantumu agar mereka tidak jenuh berada didekatmu, lalu membenci hidupmu dan berharap agar kamu cepat mati.” Mu’awiyah berkata, “Semoga Allah membalasmu dengan pahala wahai Abu Bahr, mereka persis seperti yang engkau katakan.”

Tidak lupa disini kami juga mengingatkan kepada para saudari Muslimah dari program busuk lain yang dicanangkan oleh musuh-musuh Islam, yaitu menunda nikah hingga usia senja dan menolak syariat Ta’addud atau Poligami dengan alasan belum siap mental, belum punya ilmunya dan segudang alasan lainnya.

Sesungguhnya hal itu adalah makar orang-orang Kafir yang terus berupaya memalingkan para Muslimah dari hakekat tugas mereka dalam hidup ini. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk mentauhidkan dan mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam beribadah bukan kepada selain-Nya, kemudian berkhidmat untuk Dien sesuai dengan yang telah dimudahkan Allah untuk mereka yaitu menikah, melahirkan, dan mendidik.

#cp@dbongsalmisoli@Mata-Media.Com

Posting Unggulan

Mengenali Tauhid

Bismillaahi rahmaani rahiim... Tauhid adalah dasar Islam, pondasi agama yang paling agung yang harus diketahui oleh setiap orang yang me...