Jumat, 31 Agustus 2018

Haramnya Ikut Pemilu

Pada hakikatnya pemilu itu memilih atau mengutus seseorang untuk masuk kedalam lembaga pemerintahan. Entah itu lembaga Legslatif ataupun Eksekutif.

Pilpres itu memilih atau mengutus seseorang untuk menjadi pimpinan lembaga eksekutif yang disebut presiden.

Pertanyaannya, dengan hukum Apa presiden yang akan anda pilih pada pilpres 2019 itu memimpin rakyatnya?

Jawabannya: YANG PASTI BUKAN HUKUM ISLAM.

Jika bukan hukum Islam lalu dengan hukum apa?

1.  Hukum Andad (Tandingan)
Negara ini memiliki sesuatu yang benama konstitusi. konstitusi menurut pakar hukum tata negara memiliki kedudukan sebagai:

A.  Hukum Dasar
Maksudnya dia sebagai dasar dari segala hukum. sebagaimana di dalam Islam, para ulama mengistinbat hukum dari Al Qur'an dan As Sunnah, maka pemerintah NKRI ini pun menjadikan Konstitusi sebagai landasan segala keputusan hukum nya.

B. Hukum Tertinggi
Maksudnya, tidak boleh ada satu peraturan atau hukum yang bertentangan dengan nya. Sebagaimana kaum muslimin menempatkan Al Qur'an dan As Sunnah sebagai hukum tertinggi yang tidak boleh ada satu aturan atau satu hukum pun yang bertentangan dengan keduanya, mereka pun menjadikan konstitusi mereka itu sebagai hukum tertinggi. Bahkan jika ada satu aturan syari'at ingin diterapkan maka hukum syari'at ini mesti meminta izin kepada konstiusi mereka. Jika diizinkan jalan, jika tidak maka dibuang. Alangkah kurang ajarnya mereka kepada Rabbul 'alamin.

Dengan dua kedudukan konstitusi itu, maka jelaslah bahwa hukum yang digunakan oleh pemimpin pemerintah NKRI ini (terutama presiden) adalah hukum yang menandingi hukum Allah. dan menandingi hukum Allah adalah termasuk perampasan terhadap hak khusus Allah.

Dimana Allah ﷻ berfirman:

إن الحكم إلا لله
"Hak menetapkan hukum itu hanyalah milik Allah" (QS. Al-An'am : 57)

Menjadikan tandingan bagi Allah adalah kesyirikan yang merupakan dosa terbesar, lebih besar dari dosa zina, mencuri, membunuh, minum khomr ataupun korupsi.

Rasulullah ﷺ ditanya oleh sahabat beliau:
أي ذنب أعظم؟
"Dosa apakah yang paling besar?"

Beliau ﷺ menjawab:

أن تجعل لله ندا وهو خلقك
"Engkau menjadikan bagi Allah tandingan sementara Dia yang menciptakanmu"

Menjadikan bagi Allah tandingan! tentu saja masuk di dalamnya, menjadikan tandingan bagi hukum Allah!!

2. Hukum Jahiliyah.
Hukum yang mereka gunakan dalam memimpin adalah hukum jahiliyah. .

Allah ﷻ berfirman:

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

"Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?"
(QS. Al-Ma'idah, Ayah 50)

Mengomentari ayat ini Al Hasan Al Bashri berkata:

مَنْ حَكَمَ بِغَيْرِ حُكْمِ اللَّهِ فَحُكْمُ الْجَاهِلِيَّةِ.

"Siapa yang menetapkan hukum dengan selain hukum Allah maka hukum itu adalah hukum jahiliyah"

Jelas! jika bukan hukum Allah pasti hukum Jahiliyah.

Apakah presiden itu nanti memimpin dengan  hukum Allah atau bukan?

Sudah pasti bukan. karena hukum Allah dasarnya adalah Al Qur'an dan As Sunnah. Jika dasarnya bukan Al Qur'an dan As Sunnah maka sudah pasti bukan hukum Allah. Kalau bukan hukum Allah sudah pasti hukum jahiliyah!

Jika hukum ini hukum jahiliyah maka kewajiban kita adalah menghinakannya sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:

أَلَا كُلُّ شَيْءٍ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ تَحْتَ قَدَمَيَّ مَوْضُوعٌ
"Sesungguhnya segala sesuatu dari perkara-perkara jahiliyah itu terhina di bawah kedua kakiku." (HR. Muslim)

Sikap kita yang mengaku pengikut Rasulullah ini hendaknya menghinakan hukum2 jahiliyah itu. menghinakan konstitusi mereka itu. bukan malah memuji atau memuliakannya.

3.  Hukum Thaghut.

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا
.
"Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu? Tetapi mereka masih menginginkan ketetapan hukum kepada Thaghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari Thaghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya." (QS. An-Nisa' : 60)

Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan:

فَإِنَّهَا ذَامَّةٌ لِمَنْ عَدَلَ عَنِ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ، وَتَحَاكَمُوا إِلَى مَا سِوَاهُمَا مِنَ الْبَاطِلِ، وَهُوَ الْمُرَادُ بِالطَّاغُوتِ هَاهُنَا؛

"Ayat ini merupakan celaan bagi siapa saja yang berpaling dari al kitab dan as sunnah kemudian merujuk hukum kepada selain keduanya, dan (sesuatu yang dijadikan rujukan hukum selain Al Kitab dan As Sunnah) ITULAH MAKNA THAGHUT DI DALAM AYAT INI"

Jika hukum ini, hukum thaghut maka kewajiban kita adalah mengingkarinya

Allah ﷻ berfirman:

وقد أمروا أن يكفروا به
"Padahal mereka diperintahkan untuk mengingkari thaghut itu" (QS. An-Nisa' : 60)

Mengingkari! bukan malah loyal kepadanya.

Ayyuhal ikhwah. jika kita telah memahami bahwa presiden itu akan memimpin manusia dengan hukum Andad, hukum jahiliyah sekaligus hukum thaghut. Masihkah kita rela mengangkat mereka sebagai pemimpin? tidak kah kita takut kelak jari kita dimintai pertanggung jawaban karena telah membantu seseorang untuk masuk kedalam pemerintahan yang menegakkan hukum tandingan Allah, hukum jahiliyah dan hukum thaghut itu??

Jika saja kita dimintai uang untuk membeli khomr, maka kita takut tertimpa dosa kemaksiatannya. Apa gerangan jika kita diminta untuk membantu seseorang menjadi kafir karena menjalankan hukum2 kufur itu??

Maka ittaqillah.. ittaqillah.. ittaqillah..

Akhirnya kita tutup dengan nasihat dari Syaikh Amad Syakir rahimahullah:

" إن الأمر في هذه القوانين الوضعية واضح وضوح الشمس ، هي كفر بواح ، لا خفاء فيه ولا مداورة ، ولا عذر لأحد ممن ينتسبون للإسلام ـ كائناً من كان ـ في العمل بها أو الخضوع لها أو إقرارها ، فليحذر امرؤ لنفسه . وكل امرئ حسيب نفسه

"Sungguh perkara Undang-Undang buatan ini telah jelas sejelas matahari disiang bolong, dia adalah kekafiran yang nyata, tidak samar dan tidak rumit, dan tidak ada udzur bagi seseorang pun siapa pun dia yang mengaku sebagai muslim untuk mengamalkannya, tunduk kepadanya atau mengakuinya. maka hendaknya setiap orang memperhatikan dirinya dan mengintropeksi dirinya." (Kitab Umdatut Tafsir)

...والله أعلم
#cp@apelmerah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Unggulan

Mengenali Tauhid

Bismillaahi rahmaani rahiim... Tauhid adalah dasar Islam, pondasi agama yang paling agung yang harus diketahui oleh setiap orang yang me...