Andai poligami itu hasil pemikiran Machiaveli, pastilah kau tak akan menentangnya demi cari simpati jelang pemilu nanti. Kalau saja poligami itu hasil pemikiran dan filsafat yunani, pastilah kita-kita tak kan digiring untuk membenci dan tak menyetujui.
Jika saja poligami itu budaya dan tradisi itali, tentulah mereka akan memasukkannya sebagai hak asasi yang perlu dihormati.
Seperti halnya kita diajari untuk menghormati hak asasi para pelacur untuk memilih pekerjaan ditiduri ribuan lelaki tanpa dinikahi. Seperti hal yang sama kita diajari untuk menghormati hak asasi kaum luth masa kini yang bebas beristri lelaki.
Tapi karena poligami adalah syariat Islami maka otakmu telah digiring opini dajjal untuk membenci petunjuk Ilahi.
Padahal poligami adalah memuliakan wanita dengan dinikahi, dinafkahi, dan diperlakukan adil antar istri.
Jauh lebih mulia dari pada ditiduri kemudian ditinggal pergi di lokalisasi. Dan lebih mulia ketimbang kau selingkuhi teman kerjamu dengan dalih tuk lucu-lucuan cinta lokasi sehari dua hari selama cinta utamamu masih utuh untuk istri.
Tetapi begitulah fitnah akhir zaman, fitnah dajjal. Menyihir jalan neraka hingga nampak indah mempesona. Sedang jalan surga seolah hina penuh dosa. Hanya dengan kembali pada firmanNya, kita tahu benar. Mana jalan surga dan mana jalan neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar