Senin, 24 September 2018

Puasa Adalah Perisai Bagi Orang-Orang Yang Beriman, Khilafah Adalah Perisai Bagi Umat Islam

Di dalam bulan yang penuh berkah, umat Islam berpuasa dan Rasulullah SAW telah menyebutkan di dalam beberapa hadis bahawa ibadah puasa adalah bagaikan perisai bagi mereka yang beriman. Diantaranya adalah hadis dari Uthman bin Abul ‘Ash;

ﺍﻟﺼﻴﺎﻡ ﺟﻨﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻛﺠﻨﺔ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﺘﺎﻝ


“Puasa adalah perisai dari neraka, seperti perisai salah seorang diantara kamu dari peperangan”. [HR Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah]

Rasulullah SAW mencontohkan ibadah puasa, terutamanya puasa di bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkatan, sebagai perisai. Di dalam kitab Jami’ Al-‘Ulum al-Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah menggambarkan makna perisai ini dengan mengatakan – “ Apabila puasa adalah perisai diri seseorang dari berbagai maksiat (ketika di dunia), maka di akhirat kelak, puasa tersebut akan menjadi perisainya dari azab neraka, namun apabila puasa tersebut tidak menjadi perisai baginya dari maksiat ketika di dunia, maka sudah tentu ia tidak akan menjadi perisai bagi dirinya dari api neraka di akhirat kelak”.


Inilah gambaran kemuliaan ibadah puasa di mana bagi seorang Muslim yang menjalankan ibadah puasanya dengan penuh keikhlasan semata-mata kerana Allah, puasa tersebut itu adalah merupakan perisai baginya dari kemaksiatan di dunia dan azab neraka di akhirat. Dan Alhamdulillah, setiap Ramadhan kita melihat umat Islam berbondong-bondong menjalankan ibadah puasa karena ingin mendapatkan keridhaan dan ampunan Alloh serta membentengi diri dari kemaksiatan dan azab api neraka. Jelas sekali puasa adalah merupakan perisai bagi mereka yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Namun, apakah cukup bagi umat Islam untuk hanya merasa berpuas hati dengan nuansa iman dan taqwa di bulan Ramadhan ini? Apakah cukup bagi umat Islam merasa senang dengan kejayaan mereka memperkukuh perisai puasa di bulan Ramadhan yang diberkati ini, sedangkan suasana kaum Muslimin di saat ini adalah bagaikan anak ayam kehilangan indukya? Umat Islam besar jumlahnya namun kita tercerai berai dalam sekat-2 nasionalisme warisan penjajah, hingga kehormatan kita dilecehkan oleh kaum kuffar – umat Islam dibunuh dan diusir oleh kaum kuffar seperti yang terjadi di Palestina, Myanmar, Syria dan belahan bumi yang lainnya. Apakah umat Islam merasa cukup dengan perasaan senang dan gembira kerana nuansa taqwa yang digarap di bulan Ramadhan sedangkan apa yang berlaku atas umat Islam hari ini adalah suatu yang kita saksikan dengan mata kepala kita sendiri dan kita sadar bahwa saudara seakidah kita dizalimi dengan begitu dahsyat sekali namun kita tidak dapat berbuat apa-apa?

Wahai saudara se-aqidahku…
Rasulullah SAW juga pernah bersabda:

ﺇﻧﻤﺎ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺟﻨﺔ ﻳﻘﺎﺗﻞ ﻣﻦ ﻭﺭﺍﺋﻪ ﻭﻳﺘﻘﻰ ﺑﻪ

”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu bagaikan perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” [HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud]

Sekiranya puasa adalah merupakan perisai bagi umat Islam yang beriman, Imamah atau Khilafah adalah merupakan perisai bagi umat Islam seluruhnya. Kita berpuasa hanya kerana Alloh SWT di bulan Ramadhan karena keinginan kita untuk memperoleh keridhaanNya dengan memperkukuh perisai bagi melindungi diri kita dari kemaksiatan terhadap yang Maha Perkasa. Selayaknya juga kita mesti berusaha untuk mengembalikan perisai yang akan melindungi dan mempertahankan umat Islam keseluruhannya!

Kalimat “Imam” dalam hadis ini membawa makna al-Khalifah. Al-Imam al-Mawardi di dalam kitab al-Ahkam al-Sulthaniyyah berkata, “Al-Imamah adalah pembahasan tentang Khilafah Nubuwwah untuk menjaga agama dan mengatur dunia dengannya.” Ungkapan kalimat “ al-imamu junnah” pula adalah perumpamaan berbentuk pujian terhadap imam yang memiliki tugas mulia untuk melindungi orang-orang yang berada di bawah kekuasaannya sebagaimana dijelaskan oleh al-Imam an-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, “ (Imam itu perisai) yakni seperti as-sitr (pelindung), karena imam (khalifah) menghalang /mencegah musuh dari menyerang kaum Muslimin, mencegah dari berlakunya pertikaian antar manusia, memelihara kemurnian ajaran Islam dan manusia berlindung di belakangnya dan mereka tunduk di bawah kekuasaannya.”

Adapun maksud (yuqaatilu min waraa’ihi ) membawa maksud kaum Muslimin akan berperang bersama dengannya (al-Khalifah) dalam memerangi orang-orang kafir, para pemberontak, khawarij dan seluruh kelompok yang melakukan kerusakan dan kezaliman secara mutlak. Inilah penjelasan yang diberikan oleh al-Imam an-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslimnya. Yang jelas, dengan indikasi pujian yang dapat dilihat dari hadis ini, kabar di dalam hadis ini merupakan satu tuntutan yang pasti dan merupakan satu kewajiban atas umat Islam untuk memastikan kewujudan perisai ini.

Selepas zaman Rasulullah SAW, Daulah Khilafah benar-benar memainkan peranannya sebagai perisai bagi umat Islam dalam menghadapi musuh-musuhnya. Malah ketika di bulan Ramadhan-lah umat Islam banyak mencapai kemenangan. Pada bulan Ramadhan 13 H, Khilafah berjaya menghancurkan tentara Parsi di peperangan Buwayb. Pada bulan Ramadhan 92 H, Khilafah berjaya membuka Andalusia (Sepanyol) dan mendudukinya selama berkurun-kurun waktu. Pada Ramadan 92 H juga, seorang panglima yang berusia 17 tahun bernama Muhammad bin Qasim Ats-Tsaqafi telah membuka Benua India untuk Islam masuk ke sana ketika pemerintahan Khalifah Al-Walid. Pembukaan tersebut juga membolehkan pemerintahan dan peradaban Islam berdiri di sana beratus tahun lamanya. Dalam bulan Ramadhan 223 H, Khilafah membuka Amuriyah dan pada Ramadhan 658 H, Khilafah mengalahkan kaum Tatar di peperangan A’in Jalut. Ketika umat Islam memiliki perisai ini, Ramadhan merupakan bulan kemenangan bagi kaum Muslimin.

Wahai saudara se-aqidahku…
Rasulullah SAW menyebutkan kewajiban bagi kita umat Islam untuk berusaha memperoleh kedua-dua perisai ini. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang cukup istimewa bagi kita kerana ia merupakan bulan yang menjadi penggerak momentum untuk kita menggapai kedua-dua perisai ini. Jalankanlah ibadah puasa dengan seikhlasnya hanya untuk Alloh Azza wa Jalla. Hanya dengan keikhlasan sajalah perisai puasa tersebut akan terealisasi. Pada masa yang sama, jadikanlah Ramadhan tersebut sebagai bulan bagi kita untuk mempergigihkan lagi usaha dalam mengembalikan Daulah Khilafah sebagai perisai umat Islam. Perhebatkan muhasabah kita terhadap mereka yang memegang kekuasaan bahawa mereka mendokong kewajiban untuk menerapkan hukum syara' secara menyeluruh dan memiliki potensi untuk menegakkan Khilafah. Marilah bersama dengan Daulah Islam (IS), kita konsisten dalam usaha yang mulia ini. Semoga Alloh SWT memberkati kita dan  tertegakkan perisai bagi umat Islam ini. insya-Alloh.




#cp@bara'malik_almalaisy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Unggulan

Mengenali Tauhid

Bismillaahi rahmaani rahiim... Tauhid adalah dasar Islam, pondasi agama yang paling agung yang harus diketahui oleh setiap orang yang me...