Selasa, 25 September 2018

Kisah Istri Sang Penakluk Al Quds



Kita melihat umat kita saat ini sedang dicabik-cabik oleh musuh-musuh kita, para wanita kita diperkosa, anak-anak kita diluluh-lantakkan, masjid-masjid kita dirusak dan orang-orang tua kita dipenjara dan disiksa, tetapi ketika kita pergi dan meminta para 'ulama' moderat (penyeru jahannam) ini dan pembicara hari ini, apakah kita harus pergi dan membantu umat kita karena mereka adalah tanggung jawab kita, mereka menjawab kembalilah ke rumah kalian dengan mengatakan:
"Jaga istri / ibu / ayah / anakmu itu tanggung jawabmu".

Dikatakan demikian, berapa banyak dari kita yang tahu bahwa istri Sultan Salahuddin al Ayyubi, Ismat, sedang sakit keras dan menarik napas terakhirnya, ketika Salahuddin  memerangi Tentara Salib untuk membebaskan Yerusalem??!

Ismat terserang penyakit untuk waktu yang sangat lama sekali, ketika Salahuddin berada di tengah-tengah pasukan untuk melancarkan operasi militer melawan Tentara Salib di Mesir, dia mendapat berita bahwa istrinya telah jatuh sakit parah, beliau sangat sedih dengan berita itu, lalu dia memberikan komando tentara Islam kepada para jenderalnya dan bergegas menemui istrinya. Para prajurit terdemoralisasi ketika mereka mendengar Sultan telah meninggalkan tentara dan kembali kpd Istirnya. Pasukan Islam yang mengalami demoralisasi bertemu dengan Tentara Salib dalam pertempuran, dan akhirnya kalah karena pemimpin dan mental yang lemah.

Pada th 1187 M, Ismat kembali jatuh sakit parah, ketika Salahuddin  mendekati gerbang Yerusalem setelah menghancurkan Tentara Salib dalam pertempuran demi pertempuran, kaum Muslim maju menuju kemenangan.
Ismat tahu bahwa jika Suaminya menerima berita, bahwa dia sakit lagi, Salahuddin akan meninggalkan pasukan kaum Muslimin dan kembali untuk melihatnya, sehingga menghancurkan kampanye untuk membebaskan Al-Quds dan Yerusalem. Ismat memerintahkan pelayannya untuk tidak menuliskan apa pun tentang penyakitnya kepada Salahudin, karena salahudin menulis surat kepadanya setiap hari. Ismat memerintahkan pelayannya untuk tidak memberi tahu Salahuddin seandainya dia meninggal. Pada saat Salahuddin mencapai Yerusalem pada 1187 CE dan mulai memerangi Tentara Salib yang menduduki Yerusalem, pada saat itu pula Ismat berjuang melawan penyakitnya di ranjang kematian.
Kaum Muslim menang, Palestina dan Yerusalem telah dibebaskan dari musuh-musuh Islam. Seluruh umat, dari Cordoba hingga Delhi, merayakan berita itu dengan sukacita. tetapi pada saat bendera Islam dibangkitkan di kota Yerusalem, Ismat istri salahuddin telah meninggal!!

Salahuddin terus menghancurkan Tentara Salib yang tersisa, dan seorang utusan datang dengan berita, bahwa Ismat istrinya telah meninggal, berita tentang kematian istrinya mencapai kepadanya setelah lebih dari 3 bulan.

Jika Salahuddin  tinggal di rumah, bersama istrinya, seraya berkata "Saya tidak bisa melawan Tentara Salib karena istri saya sakit parah" mungkin Yerusalem tidak akan dibebaskan dan Tentara Salib tidak akan pernah dikalahkan!


#cp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Unggulan

Mengenali Tauhid

Bismillaahi rahmaani rahiim... Tauhid adalah dasar Islam, pondasi agama yang paling agung yang harus diketahui oleh setiap orang yang me...