Hikmal al_khalid :
Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama disisi Allah adalah agama islam.” (Q.S. Ali ‘Imran: 19)
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan barangsiapa mencari agama selain agama islam maka tidak akan diterima darinya (agama) dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Q.S. Ali ‘Imran: 85)
Definisi Islam
Ditinjau dari segi bahasanya, yang dikaitkan dengan asal katanya (etimologis), Islam memiliki beberapa pengertian, sebagai berikut:
1. Islam berasal dari kata ‘salm’ (السَّلْم) yang berarti damai atau kedamaian.
2. Islam Berasal dari kata ‘aslama’ (أَسْلَمَ) yang berarti berserah diri atau pasrah.
3. Islam Berasal dari kata istaslama–mustaslimuna ( اِسْتَسْلَمَ - مُسْتَسْلِمُون ) yang berarti penyerahan total kepada Allah
4. Berasal dari kata ‘saliim’ (سَلِيْمٌ) yang berarti bersih dan suci.
5. Islam Berasal dari ‘salam’ (سَلاَمٌ) yang berarti selamat dan sejahtera.
Dalam kitab ushul tsalatsah definisi islam adalah : َ
اْلإِسْلاَمُ هُوَ : لإِسْتِسْلاَمُ ِللهِ بِالتَّوْحِيْدِ وَاْلإِنْقِيَادُ لَهُ باِلطَّاعَةِ وَالْبَرَاءَةُ مِنَ الشِّرْكِ وَأَهْلِهِ.
Islam adalah: menyerahkan diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, Tunduk patuh kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari syirik dan pelakunya.
(Al-istislam) maksudnya, menghinakan dan merendahkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dengan cara bertauhid yaitu mentauhidkan Allah dalam beribadah.
Maka seorang muslim itu ialah orang yang menghinakan diri dan menundukkan diri kepada Allah semata, menyerahkan diri sebagai sebuah ketaatan dalam beribadah kepada-Nya tanpa beribadah kepada selain-Nya.
Ibnu Taimiyah – rahimahulloh – berkata: “suatu keharusan di dalam islam adalah menyerahkan diri kepada Allah semata, dan meninggalkan penyerahan diri kepada selain-Nya, dan inilah hakikat perkataan kita “tiada ilah yang berhak untuk diibadahi selain Allah.” Maka barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah dan kepada selain-Nya ia adalah orang musyrik, dan Allah tidak mengampuni dosa syirik. Dan barangsiapa yang tidak menyerahkan diri kepada-Nya maka dia adalah orang yang sombong dari beribadah kepada-Nya,
sungguh Allah telah berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ “
Dan Rabb-mu telah berfirman “serulah Aku maka Aku akan mengabulkan apa yang kamu minta untukmu, sesungguhnya orang-orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku mereka akan masuk neraka dalam keadaan hina.” (Q.S. Ghofir: 60) iqtidlo’ ash-shirothil mustaqim 2/377.
(Tunduk kepada-Nya dengan ketaatan) tidak cukup hanya dengan menyerahkan diri dan tunduk saja, tetapi mesti disertai dengan ketundukan kepada perintah-perintah Allah, dan perintah-perintah Rosulullah صلى الله عليه وسلم dan meninggalkan perkara-perkara yang dilarang; sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, dan mencari wajah-Nya, mengharapkan apa yang ada disisi-Nya dan karena takut dari azab-Nya.
Ibnu taimiyah berkata:
“kata islam mengandung penyerahan diri dan ketundukan, dan mengandung keikhlasan.”
(iqtidlo’ ash-shirothil mustaqim 2/377)
“kata islam mengandung penyerahan diri dan ketundukan, dan mengandung keikhlasan.”
(iqtidlo’ ash-shirothil mustaqim 2/377)
(Dan berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya) maksudnya: berlepas diri dari syirik besar dan syirik kecil, dan dari pelaku kesyirikan, dengan menampakkan permusuhan, kebencian, mengkafirkan mereka, tidak tinggal bersama mereka, tidak makan-makan bersama mereka, dan tidak menyerupai mereka baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Wallahu a’lam
sumber : catatanquran.com/article/1
#cp@asheirtien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar