Minggu, 01 September 2019

Bolehkah Melaknat Orang Kafir?

بسم الله الرحمن الرحيم

Ayyuhal ikhwah, mungkin diantara kalian pernah mendengar syubhat akan larangan melaknat orang kafir, dimana syubhat tersebut dihembuskan agar kita tidak melaknat orang kafir hatta orang kafir yang memerangi kita sekalipun. Apakah benar larangan ini? Apakah disini ada perincian!

Thayyib, sungguh melarang secara mutlak akan tidak bolehnya melaknat orang kafir sungguh hal ini adalah sebuah kekeliruan, kenapa? Thayyib, kami akan sedikit menjelaskannya.


Melaknat orang kafir itu perinciannya adalah seperti ini :

1. Laknat Secara Umum :
– Tentang laknat semisal ini, al-Imam an-Nawawi asy-Syafi’i Rahimahullah berkata:
وأما اللعن بالوصف العام فليس بحرام كلعن الواصلة والمستوصلة، والواشمة والمستوشمة، وآكل الربا وموكله، والمصورين، والفاسقين، والظالمين، والكافرين، ولعم من غير منار الأرض.

“Adapun melaknat dengan sifat umum maka hal ini tidaklah haram, seperti melaknat orang yang menyambungkan rambut dan minta disambung, orang yang mentato dan minta ditato, pemakan riba dan wakilnya, tukang lukis, orang fasiq, zhalim, kafir dan orang yang merubah batas tanah”.

2. Laknat Secara Khusus :
– Melaknat orang kafir yang hidup dengan maksud memberikan hukum secara pasti atasnya, maka ini adalah haram, karena kita tidak tahu akhir dari seseorang, apakah muslim atau kafir. Berkata al-Imam an-Nawawi asy-Syafi’i:

واتفق العلماء على تحريم اللعن، فإنه في اللغة الإبعاد والطرد، وفي الشرع الإبعاد من رحمة الله تعالى، فلا يجوز أن يبعد من رحمة الله تعالى من لا يعرف حاله وخاتمة أمره معرفة قطعية.

“Para ulama sepakat atas haramnya melaknat, ia secara Bahasa adalah menjauh, adapun secara Syariat adalah menjauh dari rahmat Alloh Ta’ala. Maka tidak boleh menjauhkan dari rahmat Alloh bagi orang yang tidak mengetahui keadaan yang dilaknat dan bagaimana penghujung urusannya”.

– Adapun melaknat orang yang mati diatas kekafiran maka ini adalah boleh, karena orang yang mati dalam kekafiran sungguh ia telah menjauh dari rahmat Allah. Dalilnya adalah ketika Rasulullah Shaulallahu alaihi wa Sallam bersabda:
حيثما مررت بقبر كافر فبشره بالنار
“Ketika engkau melewati kuburan kafir maka kabarkanlah kepada ia dengan Neraka”.

– Adapun melaknat orang kafir yang masih hidup dengan maksud mendoakannya, maka ini adalah tidak mengapa. Dalilnya adalah doa Rasulullah:
اللهم العن بني لحيان ورعلا وذكوان وعصية عصوا الله ورسوله

“Ya Alloh, laknatlah Bani Lahyan, Ri’lan, Dzakwan dan ‘Ushiyyah, sungguh mereka telah bermaksiat kepada Alloh dan Rasul-Nya”.

– Kemudian yang terakhir adalah melaknat orang kafir yang masih hidup lagi bermaksiat dengan maksud sebagai bentuk pencegahan. Dalilnya:
سيكون في آخر أمتي …..
“Akan muncul di akhir ummatku”.
(Sampai ucapannya)

نساؤهم كاسيات عاريات على رؤوسهم كأسنمة البخت، العنوهن فإنهن ملعونات.
“Wanita-Wanita mereka berpakaian tapi telanjang, dan kepala mereka seperti punuk unta, laknatlah mereka sungguh mereka telah dilaknat”.

Pelaknatan dalam hadits ini bermakna لعن زجر /pelaknatan yang sifatnya adalah pencegahan.

Demikianlah perincian hukum dalam melaknat orang kafir, semoga bermanfaat.

Referensi:
– Dinukil dengan sedikit perubahan kata-kata dari Majmu’ Fatawa milik Syaikh Turki al-Bin’ali Taqabbalahullah, hal 94-95, terbitan Syabkah at-Tahaddi al-Islami.
والله أعلم

[Abu Qatadah al-Barbahari]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Unggulan

Mengenali Tauhid

Bismillaahi rahmaani rahiim... Tauhid adalah dasar Islam, pondasi agama yang paling agung yang harus diketahui oleh setiap orang yang me...